Selasa, 12 April 2016

Ka’bah sebagai Rumah Pertama di Muka Bumi

Oleh : Abdullah Protonema Al Islamy

KIBLAT umat Islam di dunia adalah Ka’bah. Baitullah yang selalu didatangi berjuta-juta manusia beriman dari berbagai negeri. Terlebih di musim haji, Makkah bak reuni akbar insan beriman. Dengan seragam yang ihram serba putih dan dengan gerakan yang selaras dalam menjalankan rukun dan kewajiban haji.

Di masa Nabi Muhammad , awalnya perintah shalat itu ke Baitul Maqdis di Palestina. Namun Rasulullah  berusaha untuk tetap shalat menghadap ke Ka’bah. Caranya adalah dengan mengambil posisi di sebelah selatan Ka’bah. Dengan mengahadap ke utara, maka selain menghadap Baitul Maqdis di Palestina, beliau juga tetap menghadap Ka’bah.

Namun ketika beliau dan para shahabat hijrah ke Madinah, maka menghadap ke dua tempat yang berlawanan arah menjadi mustahil. Dan Rasulullah  sering menengadahkan wajahnya ke langit berharap turunnya wahyu untuk menghadapkan shalat ke Ka’bah. Hingga turunlah ayat berikut:

"Sungguh Kami melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi Al Kitab memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan." (QS. Al-Baqarah : 144).

Ka’bah sebagai Rumah Pertama di Muka Bumi

Jauh sebelum manusia diturunkan di muka bumi, Ka’bah telah ada, Allah (سبحانه وتعالى) mengutus para malaikatnya untuk membangun dan hal ini di abadikan dalam firman Allah  (سبحانه وتعالى),

Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia." (Surat Ali Imran ayat 96).

Maka dalam sejarah sangatlah mashur bahwa Ka’bah memang telah ramai sejak dahulu kala sebelum Nabi Muhammad  lahir, karena kaum Arab mengenal budaya untuk berhaji dari nenek moyang mereka yaitu Nabiyullah Ibrahim dan Ismail. Sehingga setiap musim haji banyak orang yang datang ke Ka’bah.

وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ

"Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh." (Surat Al Hajj : 27).

Sumber: voa-islam.com




Tidak ada komentar:

Posting Komentar