KIRA-KIRA ada beberapa ciri kebahagiaan yang kita capai adalah;
1. Qalbun syakirun (Hati yang selalu Bersyukur)
Selalu menerima apa adanya (qona'ah),
Tidak ada ambisi dunia yang berlebihan,
Berselancar menikmati indahnya hidup dalam kenyataan...
Tidak ada sakit hati, kecewa dan duka untuk urusan dunia...
2. Al azwaju shalihah (Pasangan hidup yang Sholeh/ Sholehah), ia mampu menciptakan suasana rumah & keluarga dengan kehangatan
Wahai para suami.
Anda seorang pria adalah imam dalam keluarga dan pasti akan diminta pertanggungjawaban dalam mengajak istri dan anaknya pada kesholehan.
Wahai para istri.
Anda adalah madrasah (wadah) keluarga. Anak-anak akan mengingat apapun yang engkau ajarkan dan contohkan. Ketabahan dan kesabaran yang selama ini engkau lakukan, akan menjadi panutan yang tidak akan pernah terlupakan, menjadi istri dan ibu bukanlah hal yang mudah. membutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang luar biasa, saat anda mulai berikrar di depan yang Maha Suci, ikrar untuk menjadi Istri yang sholihah.
Selamat atas perjuangan, pengorbanan dan kesabaran anda selama ini, Allah Maha Tahu dan surga adalah ganjaran bagi para istri yang sholihah.
3. Al auladun abrar (Memiliki anak yang sholeh). Anak yang selalu mencintai dan menyayangi orang tua, yang selalu mendo'akan di setiap sujud dan do'anya, yang selalu patuh dan taat kepada orang tua, orang tua mana yang tidak bahagia memiliki anak-anak seperti ini....?.
Coba anda bayangkan. Kalaupun jabatan dan harta melimpah, sementara anak-anak hancur berantakan di tengah belantara permasalahan. Apakah ia akan bisa bahagia....,?. Tertawa renyah di tengah kepedihan hati yang perih luar biasa.
4. Albiatu sholihah (Lingkungan yang kondusif), kita boleh mengenal siapapun, tetapi untuk menjadikannya sebagai sahabat karib, haruslah bisa memilah dan memilih dan memisah bukan sekedar yang siap menemani di tengah gelak tawa kebahagiaan, tapi juga siap dan mau menemani disaat ada air mata yang mengalir keluar didua kelopak mata, meski engkau telah berusaha menutupinya dengan senyum ke pura-puraan, bahkan ia akan tahu dan selalu mengetahui, meski mungkin engkau tidak pernah menceritakan, karena ia bukan hanya tahu dari alur cerita mulut kita, tetapi hatinya memiliki ikatan bathin dengan kita sehingga apa yang kita rasakan ia pun dapat merasakannya, ia berani menjewer dan memperingatkan saat kita salah meskipun mungkin dapat membuat kita jadi tersinggung, tetapi itulah kasih sayang sejati yang benar-benar menyayangi kita apa adanya agar kita tidak salah dalam melangkah, ia akan selalu menyapa dan mendo'akan kita, meskipun sering sekali kita acuhkan dan abaikan. Senyumannya tidak pernah kita balas, sapaannya jarang kita balas, tetapi ia tetap selalu menyapa, karena di hatinya, kita adalah sahabatnya nomor satu.
5. Al malul halal (Harta yang Halal). Boleh jadi banyak sekali yang kita miliki, tetapi cobalah periksa kembali apakah makanan, minuman, pakaian, kendaraan, rumah dan segalanya didapatkan dengan cara yang halal atau yang haram ?
Bagaimana do'a kita akan terkabul .....?, jika masih ada noda yang menempel dalam kepemilikan kita ?. Mulailah untuk rela memeriksa dan memeriksa kembali oleh diri kita sendiri, agar hati kita semakin bersih dalam menggapai ketenangan hidup mereguk indahnya setiap tarikan nafas yang gratis dari yang maha kuasa.
6. Tafakuh fi'dien (Semangat untuk memahami Agama. Pemahaman bisa di dapat melalui pembelajaran yang terus menerus, baik belajar dari guru-guru panutan, maupun belajar dari buku - buku kehidupan.
Semakin ia belajar, semakin tinggi kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya. inta inilah yang akan memberi cahaya bagi hatinya. Cahaya penerang dari setiap langkahnya, sehingga tidak ada onak dan duri yang akan melukai disetiap langkahnya
7. Umur yang baroqah. Umur dimana, setiap detiknya diisi dengan amal ibadah mengisi hidupnya tidak sekedar untuk kebahagiaan dunia semata...., akan tetapi akan seimbang dengan ikhtiar maksimal untuk akhirat. Untaian mutiara harapannya tidak sekedar berkilaukan emas dan permata, tetapi berhiaskan ucapan dan perbuatan yang mencerminkan budi pekerti dengan akhlaq yang luhur yang tidak menyakiti hati antara sesamanya, yang menjaga lisannya dan memperbanyak amalan untuk belak di akhir nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar