Copas dari blog juruscuan.com
Setelah kemenangan Donald Trump pada pemilihan presiden AS, pasar saham AS naik tajam, sementara bursa saham negara berkembang termasuk Indonesia terpuruk. Bahkan IHSG sempat anjlok hingga -4%. Rupiah juga terkapar hingga mencapai Rp 13.800 per dollar AS. Sebenarnya apa yang terjadi? Tulisan ini akan membahas dampak terpilihnya Donald Trump sebagai presiden pada ekonomi dunia, termasuk pengaruhnya pada bursa saham Indonesia. Simak artikel selengkapnya di sini
Dampak Kebijakan Trump Pada Pasar Saham
Terpilihnya Trump sebagai presiden AS tidak diduga oleh banyak orang dan investor tidak bersiap pada kemungkinan tersebut. Bahkan ekonom memberi istilah fenomena terpilihnya Trump sebagai "orange swan". Kebetulan rambutnya Trump memang berwarna oranye. Pasca terpilihnya Trump, bursa saham dunia berjatuhan, terutama di negara berkembang termasuk Indonesia.
Pada bulan September 2016, Citigroup merilis sebuah laporan yang mengatakan bahwa bursa saham negara berkembang berpotensi turun sekitar 10 persen jika Trump menang. Penyebabnya sebagian besar karena mata uang negara tersebut akan melemah terhadap dolar AS. Berbagai kebijakan Trump sebagai presiden baru AS akan memberi dampak signifikan pada ekonomi dunia.
Kebijakan Trump diperkirakan akan lebih proteksionis pada ekonomi dalam negeri. Kebanyakan kebijakan tersebut akan menguntungkan AS, seperti penurunan pajak perusahaan, proyek infrastruktur, dll. Dolar AS akan cenderung menguat. Maka, bisa kita lihat pasar saham AS malah naik, tapi negara berkembang turun tajam. Sebaliknya banyak kebijakan Trump yang berpotensi memberi sentimen negatif pada ekonomi dunia, terutama negara berkembang.
1. PERDAGANGAN
Trump mengatakan akan menegosiasikan NAFTA dan TPP, dimana hal ini akan merugikan negara-negara berkembang yang menjual barang-barang mereka di Amerika. Ia juga akan menaikkan tarif impor dengan negara-negara lain, seperti China hingga 45%. Ia memandang China juga sengaja melemahkan mata uang Yuan. Tarif 45 persen pada barang-barang Cina akan mengakibatkan penurunan 87 persen dalam ekspor Cina ke Amerika Serikat. Itu akan mengurangi PDB China menjadi 4,82 persen. Jika ekonomi China turun, maka negara mitra dagang China juga kena getahnya termasuk Indonesia.
2. IMIGRASI
Trump berniat untuk membangun dinding di sepanjang perbatasan Meksiko dan mendeportasi imigran yang tinggal di AS secara ilegal. Semua hal ini membutuhkan biaya besar, dan akan membebani anggaran AS. Kalau dilakukan secara masif, yang rugi bukan cuma negara yang warganya banyak menjadi tenaga kerja di AS seperti Meksiko, tapi juga AS sendiri. Ekonomi AS bisa tumbuh karena juga ditunjang oleh tenaga kerja imigran, kalau tenaga kerjanya hilang maka ekonomi tidak bisa tumbuh cepat. Dampaknya tentu saja menular ke negara berkembang lain.
3. PENGURANGAN PAJAK
Trump akan memberlakukan pengurangan pajak besar-besaran pada perusahaan. Hal ini selain berdampak positif, juga berpotensi negatif. Defisit anggaran AS akan membesar. Dalam menghadapi defisit yang sangat besar tersebut, kreditur mungkin mulai menuntut suku bunga yang lebih tinggi pada obligasi AS, dan pasar akan dilanda ketakutan.
4. ENERGI
Partai Republik lebih cenderung tidak terlalu peduli pada faktor lingkungan. Diperkirakan sektor energi akan lebih berkembang pada masa kepemimpinan Trump. Ini dampak jangka pendeknya, tapi kalau ekonomi dunia melambat karena kebijakan perdagangan, dalam jangka panjang juga akan negatif pada sektor energi.
5. INFRASTRUKTUR
Trump berjanji untuk menaikkan anggaran belanja untuk infrastruktur. Hal ini diperkirakan akan meningkatkan belanja pemerintah, sekaligus meningkatkan inflasi dalam negeri AS. Pemerintahan Trump diperkirakan akan mendorong Fed untuk lebih agresif menaikkan suku bunga untuk menangkal potensi inflasi di masa depan. Ujung-ujungnya negara berkembang juga tidak akan berani memangkas suku bunga lagi mengantisipasi langkah Fed. Malah lebih besar kemungkinan bank sentral negara berkembang untuk menaikkan suku bunga, karena mata uang mereka juga melemah.
KESIMPULAN
Berbagai kebijakan Trump berpotensi memperkuat ekonomi dalam negeri AS, tapi kalau tidak hati-hati AS bisa terjebak ke perlambatan ekonomi bahkan resesi. Berbagai kebijakan ekonomi Trump boleh dibilang tidak menguntungkan bagi negara berkembang termasuk Indonesia. Karena itu ke depannya, jangan terlalu berharap ekonomi dunia bisa mulus, tapi kemungkinan lebih banyak fluktuasi. Ini adalah analisis di atas kertas mengenai kemungkinan kebijakan Trump di masa depan. Kita belum tahu implementasinya. Bisa jadi malah baik-baik saja. Tapi sementara ini, gambaran dampak kebijakan Trump pada ekonomi negara berkembang tidak terlalu positif. Ini baru kebijakan ekonomi, belum mengulas kebijakan politik. Melihat karakter Trump seperti itu, kemungkinan faktor politik juga banyak kejutannya. Jadi singkat kata, bersiap-siaplah pada kemungkinan terburuknya, lebih banyak fluktuasi di pasar saham
oleh:
Desmond Wira
http://www.juruscuan.com
Selasa, 15 November 2016
Rabu, 09 November 2016
Situs Text Bergambar
http://jeanz-blue.blogspot.co.id/2012/12/kumpulan-text-bergambar.html#!/tcmbck
http://www.upblackberry.com/simbol-autotext-bbm-lucu-unik-terbaru/
http://www.upblackberry.com/simbol-autotext-bbm-lucu-unik-terbaru/
Langganan:
Postingan (Atom)