Rabu, 18 Juni 2014

Etam: Energi Listrik Tanah Merah

Sejenak hari ini nonton Laptop si Unyil, ada narasi membahas penemuan listrik untuk lampu melalui media tanah liat (lempung). Penasaran dengan gagasan baru ini, saya coba ubek-ubek internet dan dapat tiga artikel yang cukup bisa menjelaskan rasa penasaran saya.

Penelitian dilakukan oleh tiga orang mahasiswa jurusan Teknik Elektro dari Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang, mereka berhasil menemukan sumber energi terbarukan (renewable energy) berupa penghantar listrik yang berasal dari tanah.

Penemuan tersebut mereka namakan Etam, “Etam merupakan energi tanah merah. Dari tanah merah ini kami mampu mengubahnya menjadi energi listrik,” ujar ketua penelitian, Catur Trimunandar. Dari beberapa media yang diuji coba, tepilih tanah merah sebagai tanah penghasil energi listrik terbaik karena memiliki senyawa sulfat atau SO4.

Setelah melalui proses pemilihan jenis tanah, langkah selanjutnya yaitu memilih bentuk elektroda, jenis katoda (sisi positif) serta anoda (sisi negatif) yang paling baik untuk menghantarkan listrik.

“Dari beberapa percobaan bentuk terbaik yakni silinder pejal, untuk anodanya yakni lempeng tembaga dan katodanya lempeng seng. Serta jenis cairan untuk penghantarnya yakni air laut,” terang Catur.

Dari satu sel Etam yang dibuat dapat menghasilkan energi listrik 0,9 hingga 1,1 volt. “Kalau untuk menghidupkan lampu sebesar 50 watt maka tinggal ditambahkan saja selnya,” pungkasnya.

Sistem kerjanya, semakin banyak cell  maka listriknya akan semakin stabil. Cell ini dapat bertahan hingga 9 bulan. Agar tahan lama, dirawat dengan cara menjaga kelembapan tanah dan rutin mengganti seng jika keropos.

Atas kecemerlangan pada penelitiannya itu, mereka bertiga berhasil meraih Juara Favorit di Ajang EIA (Electrical Inovation Award) tahun 2013 ini. Inovasi ini disebut mereka dengan nama ETAM (Energi Tanah Merah).

Sebagai ilustrasi dan ini pun saya dapatkan dari acara Laptop si Unyil, adalah sebagai-berikut:

Bahan yang digunakan:
  • Tanah liat kering yang sudah disaring sehingga lembut tidak menggumpal
  • Lembar seng sebagai kutub negatif
  • Lembar tembaga sebagai kutub positif
  • Sedotan plastik besar dan sedang untuk pembuatan sel-sel energi
  • Plastik mika pembungkus sel-sel energi
Cara membuatnya:

1) Potong lembaran seng dan tembaga dengan ukuran masing-masing 12 x 0.5 cm2
2) Potong sedotan plastik besar dengan ukuran panjang 10 cm dan kecil 11 cm
3) Sumbat salah satu ujung sedotan besar dengan lem panas berkualitas baik
4) Masukkan lembar seng dan tembaga yang sudah dipotong ke dalam sedotan besar, yang dipisahkan dengan sedotan kecil di tengahnya. Lihat ilustrasi gambar-1

:

5) Sebelum diisi dengan air (disuntikkan di sedotan besar), keluarkan dulu sedotan kecil pembatas, dan setelah air diisi penuh, tutup bagian atas dengan menggunakan lem panas juga sehingga butiran tanah dan air tertutup rapat. Lihat ilustrasi gambar-2.

6) Buat beberapa sel-energi dan gabungkan menjadi satu di dalam plastik mika, solder antar kutubnya dengan menggunakan timah, seperti gambar di bawah ini,


7) Sambungkan kutub positif dan negatif nya dengan LED, karena nyala LED tidak terlalu memakan energi yang besar.

Selamat mencoba!!

Sebagai sumber referensi:

6 komentar:

  1. wahh bagus gan artikelnya persis seperti yang aq liat di laptop si unyil ttg ETAM. punya video episode laptop si unyil yang ttg Etam ini gak gan? coz selain Etam, ada jg energi listrik alternatif lainnya. pengen liat lg? serruuu...

    BalasHapus
  2. Sip dpt ilmu br.terima kasih

    BalasHapus
  3. Hasil penelitian ETAM sekarang sudah bisa dilihat di sini:
    https://www.youtube.com/watch?v=-qwBV8wNS0o

    BalasHapus
  4. bagamana jika listrik dalam etam habis apa perlu di chage kaya baterai atau cukup ditambah air saja?

    BalasHapus
  5. masukin air nyah kedalam sedotan yang ada seng dan tembaga nyah bukan

    BalasHapus
  6. sudah pernah saya praktek kan 5 tahun yang lalu .cara kerja mirip baterai/aki. tapi untuk meningkat kan whatt masih perlu penelitian panjang. 081374660039

    BalasHapus